Forum audiensi terbuka yang dilaksanakan di aula rektorat pada Rabu (29/11) kemarin, kegiatan tersebut dihadiri oleh ORMAWA selingkup IAIN CURUP, Senator Mahasiswa (SEMA), bersama Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan. Audiensi tersebut dilaksanakan karena terdapat beberapa kejanggalan terkait masalah ketetapan Panitia P2D (Pembentukan Dewan Eksekutif Mahasiswa) hingga niatan yang telah dipaparkan oleh SEMA untuk segera membentuk Panitia P2D yang dirasa tergesa-gesa dan terlalu tiba-tiba, sebab sebelumnya diketahui jika tidak satupun dari kawan-kawan ORMAWA yang mengetahui perihal rencana tersebut.

Dan oleh karna itu, audiensi yang telah diselenggarakan ini berangkat dari keresahan ormawa terkait regulasi kebijakan tentang panitia P2D yang diinisiasikan oleh SEMA dan hanya disebarkan melalui sosial media Instagram pribadi mereka, kebijakan dan ketentuan dalam setiap persyaratan calon panitia P2D yang secara tiba-tiba telah tersusun hingga batas waktu penerimaan berkas pendaftaran calon panitia P2D yang bisa dengan tiba-tiba juga berubah dalam waktu kurang dari 24 jam, yang mulanya hanya 1×24 jam berubah menjadi 2×24 jam dalam satu malam. kebijakan tersebut yang dirasa diberlakukan terlalu tergesa-gesa sebab hanya berlandaskan Surat Keputusan (SK) Ketetapan Senat Mahasiswa Institut Agama Islam Negri (IAIN) Curup Nomor: 02/TAP/SEMA-I/IAIN-CRP/P2D yang juga dirasa baru disahkan 2 hari sebelumnya tepatnya pada senin (27/11) kemarin, dan ketidaktahuan kawan-kawan ORMAWA terkait hal itu menimbulkan berbagai dugaan terkait banyak kepentingan dalam prosesi Demokrasi Tahunan yang akan segera digelar dikampus, dan dalam audiensi kemarin pihak SEMA bersama dengan Pimpinan terkait telah mengklarifikasikan bahwasanya pamflet terkait open recruitment Panitia P2D yang dipublikasikan dengan tergesa-gesa dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya itu, disebabkan oleh beberapa desakan dari pimpinan dikarnakan keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak pimpinan. Dan ternyata setelah ditanyakan pada pihak pimpinan, mereka mengklarifikasikan hal tersebut sebab, “mereka telah memberitahukan serta mengingatkan kepada SEMA perihal keterbatasan waktu dari pencairan dana DIVA yang nantinya akan dipergunakan untuk persiapan Pesta Demokrasi dari pemilihan Presiden Mahasiswa dari satu bulan yang lalu sebenarnya” ujar Idrus selaku staf pimpinan terkait.

Dan oleh karena itu keterbatasan waktu tersebut dirasa disebabkan oleh keteledoran dari pihak SEMA dikarenakan waktu persiapan yang telah di berikan untuk kepanitiaan P2D sudah diingatkan dari jauh-jauh hari, serta beberapa kejanggalan yang dirasa oleh pihak ormawa terkait legalitas dari SK yang dibuat dengan tergesa-gesa itu, sebab secara Prosedural SK tersebut bisa dikatakan tidak boleh diberlakukan sebab tidak adanya sosialisasi yang dilakukan kepada rekan-rekan ORMAWA terkait kebijakan tersebut, ketidaktahuan ORMAWA, serta beberapa point yang ditolak oleh hampir semua ORMAWA sebab kekecewaan terhadap kinerja SEMA yang hingga saat ini masih belum jelas juga, perihal pemecatan anggota, perekrutan anggota baru dipenghujung periode kepengurusan, hingga kinerja yang hingga saat ini belum begitu mampu dirasakan oleh kawan-kawan mahasiswa.

Rocky Koprawi selaku moderator dalam pelaksanaan audiensi tersebut mengatakan “Audiensi ini kita gelar tiba-tiba dan tergesa-gesa untuk membahas SK penetapan panitia P2D serta mereplikakan kinerja SEMA kita bersama pada hari ini, SK yang belum memenuhi persyaratan atas legalitasnya dengan merevisi isi dari pasal yang dirasa masih belum tepat, dan dalam hal ini seluruh ORMAWA ikut membersamai untuk merevisi kembali semua isi dalam SK tersebut, agar nantinya mampu disahkan kembali serta di pergunakan sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya. Hal ini dilakukan sebab kesepakatan dari kawan-kawan ORMAWA yang telah menyatakan MOSI TIDAK PERCAYA lagi pada kinerja SEMA, dan hasil dari revisi SK tersebut dapat diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya juga pada hari itu serta telah disahkan langsung oleh WAREK III selaku Pimpinan terkait dengan ditanda tangani langsung dihadapan kawan-kawan ORMAWA sebagai bentuk dari legalitas SK P2D tersebut dan hal ini juga menjadi simbolisasi akan transparansi, keterbukaan, serta Demokratisasi dari setiap kinerja pimpinan terhadap rekan ORMAWA dan juga Mahasiswa di Kampus perjuangan mereka bersama.

Audiensi tersebut berjalan dengan kondusif meski keributan serta perdebatan kerap terjadi, Ramadhan selaku PLT ketua SEMA IAIN Curup juga mengatakan bahwa “Forum audiensi yang telah dilaksanakan berjalan cukup kondusif dan hal tersebut sudah menjadi dinamika dalam kelas mahasiswa dan hal tersebut sudah termasuk hal – hal yang wajar, ia juga menyarankan terkait keresahan di setiap ORMAWA atau mahasiswa terkait keresahan-keresan tersebut bisa disampaikan melalui kotak aspirasi yang sudah disediakan”, dan “untuk harapan kedepannya SEMA dan seluruh ORMAWA mampu bersinergi dengan baik agar bisa sama-sama saling membahu satu sama lainnya untuk sama-sama berjuang memajukan kampus perjuangan milik kita ini, agar menjadi lebih baik lagi” ucap Warek III”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laki-Laki Juga Butuh Ruang Aman; Maskulinitas Bukan Soal Dominasi #PojokTulisan

Siapa yang Berhak Menulis Sejarah? Menyoal Pemutakhiran Sejarah Indonesia di Tengah Kepentingan Kekuasaan #PojokTulisan